SELAMAAAAAT!!! anda memasuki kawasan blog sotta

Thursday, July 28, 2011

Persinggahanku






25 Juli 2011 @UIN Alauddin, Samata


arah takdirku menghantarkanku menuju tempat yang tidak terpikirkan sama sekali. maaf, belum bisa saya katakan itu adalah takdirku. karena masih ada waktu untuk mencari jalan menuju yang lain. ini hanyalah tempat singgahanku untuk sedikit bernapas, berlatih bersabar, dan mendekatkan diri denganNya. 



jalanan yang tidak asing lagi bagiku dan bagi miong, kekasihku. longgar tapi berdebu. jalan menuju kampus II UIN Alauddin ku pecahkan dengan sebongkah semangat dan rasa sabar akan jalan persinggahan yang Tuhan berikan. miong dengan gesitnya melambung dari sisi kanan truk- truk yang memecah sepi di waktu dhuha itu. terlintas suatu tanya, kenapa Tuhan mengirimku masuk dalam bangunan megah ini ? tp belum sempat terjawabkan, kaki sudah merapat ... tepat di depan pintu 2 kampus gedongan itu (kampus megah).

semangatku semakin membara. bermodalkan rasa percaya diri, aku dn miong memberhentikan perjalanan di depan klinik kampus. meninggalkan miong bersama si lucu di depan klinik, aku melangkahkan kaki masuk ke dalam rombongan camaba yang ingin mengecek kesehatan. tidak begitu sesak, mungkin karena waktu yang begitu longgar yang diberikan oleh pihak kampus. 

ku lirik kanan kiriku, sebagian besar camaba adalah seorang ikhwah. tidak ku temukan sosok temanku, ukh rini. mencari dan masih mencari, sebongkah harapan menyelimuti, semoga ada sosok yang bisa ku temani, seseorang yang bisaku lemparkan senyum tanda kenal. tp semakin marak, tidak ada ku temui sosok yang ku harapkan.

ku pencet-pencet si blerot, mulai mengirimkan sebuah pesan singkat untuk ukhti rini dan muthia. beberapa menit menunggu, balasan sms masuk dan meramaikan suasana gedung yang sangat hening. ternyata benar pikirku, ukh rini sudah di rektorat. "yah... sudah" satu- satunya yang bisa di keluarkan bersamaan dengan gerik tangan melap keringat yang mulai bercucuran dibagian kening.

ku langkahkan kakiku yang tak pernah lengah itu menuju pintu pendaftaran, dengan modal 35rb dan 2 lembar foto berwarna, kartu cek kesehatan di berikan. dari loket pendaftaran menuju loket pemeriksaan. masih harus menunggu sekitar 30 menit untuk mendapat kesempatan di periksa.

mata masih saja terus berputar, kanan- kiri. sesekali melihat sosok dokter muda yang begitu cantik, sosok si pegawai penjaga loket yang seingatanku adalah pengawasku waktu umb kemarin. dan sesekali melihat ke arah luar... loket pendaftaran yang mulai di ramaikan lagi oleh camaba.

masih dalam penantian, sebuah suara dari ruang sebelah kanan ku mencuah. ada camaba yang sepertinya kurang terjaga kesehatannya. seorang dokter yang terlihat sudah berumur keluar dan memanggil wali camaba untuk masuk mendengarkan patuah dokter itu. masih saja dalam penantian, labirinku menghantarkan pada satu pertanyaan "bagaimana kalau diri ini juga kurang sehat, siapa wali yang akan mendengar patuah itu ?" tapi rasa optimisme masih mendarah daging dan ikut bergabung dalam semaraknya penantian itu. toh ... untuk jurusanku, tes *** tidak ada.

beberapa menit berlalu dan penantian itu terbalaskan oleh sebuah panggilan namaku yang terdengar hingga di depan klinik. Bismillah ... tensimeter digerakkan menuju siku tangan kiriku. dan alhamdulillah, masih dalam keadaan normal. dan buku tes buta mata di sodorkan tepat dihadapanku. Masya Allah... hampir saja di nyatakan buta warna tingkat lemah. ckck

sesi pertama selesai, akhirnya menuju gedung yang sangat indah itu. tepat di depan pintu 1 kampus II Uin Alauddin. Gedung Rektorat. tapi ... naas, kesabaran masih di uji. dalam penantian itu, saya sempatkan untuk melangkahkan kaki ke tempat suci . berharap selautan sabar menyelimuti hati. adzan dikumadangkan, shalat berjamaah di lakukan. alhamdulillah, rasa lelah lesap dalam labirinku.

masuk lagi dalam gerembolan antrian camaba, masih dengan diri sendiri. mendaftar dengan diri sendiri ... membayar dengan diri sendiri. ingin rasanya aku berseru "hei camaba ... ini aku yang belajar menjadi dewasa". bagaimana tidak, di sisi kanan ... seorang ikhwah tampan mendaftar di temani ayahnya, di sisi kiri... seorang akhwat cantik bersama kakaknya. dan aku berdiri di tengah- tengah orang yang sibuk mengisi data dirinya. bak orang kesasaran diantara keramaian kota.

i'timad ala nafsi... mencoba berusaha hanya dengan cucuran keringat sendiri. alhamdulillah ... loket di depan mata. ku sodorkan seberkas dokumen yang sudah ku siapkan sedari tadi. tp astagfirullah, foto belum ku tempelkan. alhasil harus mundur dulu ... melengkapi berkas dengan 2 lembar foto berwarna.

ku lihat ikhwah yang tadi sedang menempelkan foto, ku coba mendekati .... berniat meminta setetes lemnya.

"boleh minta lemnya" 
"iya"

alhamdulillah, paras dan hatinya begitu pas. tapi tenang, tidak akan kuberanikan mataku menyorot parasnya lebih dari sedetik. dan selesai ... mencoba untuk bangun dari posisi jongkok menuju antrian yang sudah tidak sepanjang sebelumnya. angin berhembus begitu cepat, seberkas kertas di terbangkan dan jatuh tepat di bawah kakiku. ku lihat tanganku masih kuat memegang berkas kepunyaanku. dan ternyata, berkas yang berhamburan itu milik si ikhwah yang tadi (masih. hehe)

menunduk dan mulai memungut, ku cari sosok ikhwah itu ... ternyata dia sibuk bertanya pada camaba lain tentang aturan pengisian, sedangkan berkasnya ia tinggalkan di atas kursi tanpa penghalang apapun. selesai memungut, ku lanyangkan pandanganku ke arah barat... seorang sosok ayah memandangku sinis. eitss... ternyata dia ayah dari ikhwah yang tadi. mungkin dalam labirinnya, saya mengganggu berkas anaknya.. ckck *ampun om*

alhamdulillah, selesai. sebuah senyum ku keluarkan sambil membalikkan badan menghindari pandangan pegawai yang berada dalam loket. toeeng ... mataku menampakkan sosok itu lagi berserta senyumnya melebar 5 senti, toeeng ... segera ku tarik senyum lebarku, berharap si ikhwah itu tidak berfikir bahwa dia yang ku senyummi. kalau iya, malu saya.

buru- buru ku langkahkan kaki mendekati miong. dan pergi dari gedung megah itu. yah... itulah perjalanan awalku menjejaki kaki kedalam persinggahanku. melelahkan tapi menyenangkan. berlatih sedewasa mungkin sebelum minggat ke ranah rantauan tahun depan *aamiin.

No comments:

Post a Comment