hasil umb cukup membuatku berpikir panjang, menyalahkan diri dan sedikit berfikir positif. kadang dalam kepala ku tancapkan kalimat motivasi untuk diri sendiri "INI HANYA TANTANGAN UNTUK TAHUN ESOK". tapi belum cukup manjur untuk lebih berpositif ria.

di tengah keramaian suara kendaraan dan suara teriakan anak- anak yang sedang asik dengan permainannya, aku tersentakkan oleh sebuah beban pikiran. suara- suara yang menghantarkanku hingga ke lamunanku yang terdalam, suara itu kemudian hilang bersama cahaya matahari. bahkan suara adzan dari masjid terdekat pun tak terdengarkan olehku. hanya orang- orang yang lalu lalang di depan lamunanku yang akhirnya menyadarkan bahwa sudah memasuki waktu magrib

berusaha menegarkan diri, dan ku katakan pada jiwaku yang haus akan motivasi itu bahwa ini adalah tantangan. bisa tidak bisa harus bisa. sanggup tidak sanggup pasti sanggup. 

selalu bergulat dengan pikiran, di sisi kiri mengatakan jalan saya di sini, dan d sisi kanan berkata, ini pembelajaran awal untuk sampai di sebrang. dan saya berada di tengah- tengah. entah mau pilih yang mana. sedang keinginan mama dan petunjuk mama belum bisa terpatrikan dalam hatiku. masih harus begulat dan terus bergulat, bagaikan seekor nyamuk yang masuk dalam jaring- jaring laba- laba, yang mencoba menerobos keluar dan menyelamatkan diri

kenapa pilih prodi itu kalau tidak suka ? kenapa bukan ini ?bukan itu ? bagaimana bisa saya bertahan pada fakultas yang sebenarnya tidak saya harapkan. pada pelajaran yang susah conect dengan otakku dan kadang membuatnya hang. pertanyaan itu selalu datang satu persatu menghantui.

saya tidak mengharamkan impian mama melihat anaknya jadi seorang kuli ilmu, penerus RA Kartini. malah, guru adalah terhormat bagi saya. dunia dan akhirat sudah di genggaman guru- guru sisa cara didiknya yang bisa menjatuhkan akhirat dari genggamannya. 

malah, dalam suatu lamunan ... saya berharap jika jadi guru... saya ingin jadi guru bahasa indonesia. datang bukan hanya datang, duduk, diam , dongo'. tidak hanya mengajarkan menulis dan baca. saya ingin mengajar bahasa indonesia seperti mengajarkan seorang anak tk bermain. saya ingin mengajarkan berpuisi seperti mengajarkan mereka menyanyi, mengajarkan berorasi di depan orang banyak. saya ingin seperti yang KI Hajar Dewantara katakan bahwa "Ajarkanlah sesuatu itu dengan bermain".

tapi, itu hanya sedikit bayangan imajinasi saya jika jadi guru bahasa indonesia. dan mulai membuyar seketika ketika umb menjatuhkan saya di fakultas tarbiyah dan pendidikan jurusan pendidikan biologi. memang bahasa indonesia tdk dalam pilihan saya, tapi batinku bertanya kenapa tidak jatuh d pilhan ke dua saja ? atau sekalian pilihan terakhir, pilihan kelima ? kenapa harus di biologi ?

setiap hari kupanjatkan doa, meminta bantuan ini itu kepada sang pencipta. karena hanya Dialah yang mengerti dan mendengarku dari segala arah. hanya Dia-lah tempatku memohon dan hanya Dia pula lah yang mengabulkan permohonanku. aamiin

beberapa hari menjadi beban pikiran bersama masalah yang datangnya bertubi- tubi. selama itu, mulai ku tempelkan dalam keningku kata "ishbir". tidak ku hiraukan masalah itu mencemooh kesabaranku. diamku melihat semua masalah berkoak- koak, walau sempat terpancing emosi tapi masih dalam keadaan tenang. 

di sebuah buku ku temukan kata ini

"InnAllaha Ma' As'sabireen" 

sebuah buku berbeda berkata seperti ini

"man shabara zhafira"

kalimat singkat nan ajaib. dalam hatiku mulai berteriak sabar ... sabar ... sabar. hingga... ku putuskan dan ku teriakkan kepada orang di sekitarku "BIOLOGI PELAJARAN YANG MENYENANGKAN" . salah satu bentuk motivasi diri sendiri. semoga motivasi ini bertahan hingga gelar sarjana ku peroleh. aamiin 

Man Jadda Wa Jada